Minggu, 21 November 2010

laporan ppl2 sman 4 banjarmasin

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata secara materil dan spiritual berdasarkan Pancasila. Hakikat pembangunan itu sendiri adalah pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya. Pendidikan merupakan investasi dalam pembangunan. Oleh karena itu, pendidikan perlu dikelola secara baik. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini semakin menunjukkan kemajuan yang pesat. Berbagai kemajuan yang dialami dapat terwujud karena penguasaan terhadap ilmu pengtahuan dan teknologi. Bangsa dan masyarakat yang maju sekarang ini bukan lagi diukur dari kekayaan alam atau besarnya jumlah penduduk, tetapi diukur dari sejauh mana masyarakatnya memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk dapat mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, perlu adanya upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan agar lebih baik lagi. Peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari usaha peningkatan mutu tenaga pendidik.
Dalam pendidikan, sekolah memegang peranan penting sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan suatu unsur pelaksanaan dalam keseluruhan organisasi pendidikan. Oleh sebab itu, memungkinkan pelaksanaan pendidikan terarah dan terkontrol, dan guru adalah orang yang bertanggung jawab langsung dalam mengarahkan dan mengontrol kegiatan pendidikan di sekolah secara profesional.
Tenaga Kependidikan harus diperhatikan karena merupakan salah satu upaya ke arah profesional. Kepada calon pendidik diberikan pengetahuan dasar berupa konsep atau teori maupun praktek di lapangan, antara lain melalui kegiatan pengenalan sekolah dan Program Pengalaman Lapangan dengan harapan dapat melahirkan tenaga kependidikan yang profesional. Pengenalan sekolah merupakan langkah awal bagi calon pendidik dalam mengenal dunia kependidikan, melalui observasi dan orientasi secara langsung, terhadap segala kegiatan dan semua unsur yang ada di sekolah dilanjutkan dengan kegiatan praktik mengajar di kelas-kelas dengan objek langsung adalah siswa disertai tugas-tugas keguruan yang lain di sekolah yang bersangkutan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNLAM merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mendidik para calon sarjana pendidikan agar menjadi tenaga pendidik yang profesional. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme calon guru adalah dengan melaksanakan program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).
Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) adalah tahap kegiatan latihan mengajar dan latihan tugas kependidikan lain yang dilaksanakan terintegrasi dalam situasi nyata di sekolah latihan baik secara terbimbing ataupun mandiri. Sasaran yang ingin dicapai adalah terbentuknya pribadi calon pendidik yang mempunyai seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola tingkh laku yang diperlukan bagi profesinya, serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
1.2 Tujuan PPL II
Tujuan umum PPL adalah untuk pembentukan profesionalitas guru atau tenaga kependidikan yang lain. Sasaran yang ingin dicapai adalah terbentuknya pribadi calon pendidik yang mempunyai seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya, serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.


Secara khusus, PPL II bertujuan agar calon guru dapat :
a. Menerapkan berbagai kemampuan profesional keguruan secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata
b. Mengembangkan aspek pribadi dan aspek sosial di lingkungan sekolah
c. Menarik kesimpulan nilai edukatif dari penghayatan dan pengalamannya selama pelatihan melalui refleksi, dan menuangkan hasil refleksi tersebut dalam bentuk laporan
1.3 Waktu Pelaksanaan PPL II
PPL II dilaksanakan selama 4 bulan dari tanggal 10 Agustus 2009 sampai dengan 5 Desember 2009. Selama waktu PPL II mahasiswa diharuskan berada di sekolah selama jam kerja yaitu dari pukul 07.30 – 14.00 WITA pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu sedangkan pada hari Jum’at pukul 08.00 – 11.55 WITA.
1.4 Tempat Pelaksanaan PPL II
Tempat pelaksanaan observasi yang ditetapkan oleh UPPL adalah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Banjarmasin, yang beralamat di Jalan Teluk Tiram Laut No. 06 RT 45 Banjarmasin.
1.5 Kegiatan dalam PPL II
Dalam Program Pengalaman Lapangan ini mahasiswa sebagai calon guru diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan di dalam situasi nyata sekolah menengah, pengayaan konteks, dan mengasah kemampuan refleksi. Seperti halnya dalam pelatihan terbimbing, dalam pelatihan mengajar dan tugas-tugas keguruan lainnya, secara mandiri fokus perhatian ditujukan kepada pengembangan kemampuan profesional guru, yaitu kemampuan membuat persiapan mengajar, penugasan keterampilan mengajar, pengelolaan proses belajar mengajar, penampilan diri sendiri dan dampaknya kepada siswa. Adapun materi kegiatan adalah sebagai berikut :
A. Materi pokok kegiatan latihan mengajar terbimbing dan mandiri
1) Menyusun program tahunan dan semester
2) Pengembangan materi, media dan sumber belajar
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
4) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
5) Pelaksanaan penilaian hasil belajar

B. Materi pokok kegiatan latihan tugas keguruan yang lain
1) Merencanakan dan melaksanakan administrasi sekolah terutama tugas administrasi guru bidang studi
2) Merencanakan dan melaksanakan bimbingan kesulitan belajar bidang studi bagi siswa
3) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan koperasi-kurikuler dan ekstrakurikuler bagi siswa










BAB II
RENCANA KEGIATAN MENGAJAR
Kegiatan praktek mengajar atau latihan mengajar bagi mahasiswa calon guru yang melaksanakan Program Pengalaman Lapangan dengan sistem magang dilaksanakan 12 kali dalam jangka waktu selama 4 bulan. Sesuai dengan ketentuan UPPL, mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan latihan mengajar sebanyak 12 kali, dengan 10 kali latihan dan 2 kali ujian yakni midtest dan final test (jadwal kegiatan mengajar dapat dilihat pada lampiran).
Penilaian praktek mengajar dilaksanakan oleh dosen pembimbing dan guru pamong. Adapun aspek yang dinilai meliputi empat komponen yaitu :
a. Persiapan tertulis
b. Latihan praktik mengajar
c. Aspek personal
d. Aspek sosial
Dalam penilaian praktek mengajar terlebih dahulu berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong, mengenai bahan yang akan diajarkan, waktu pelaksanaan penilaian serta mengkonsultasikan tentang perangkat pembelajaran yang dibuat. Perangkat pembelajaran ini berupa Rencana Pengajaran. Dalam hal penilaian, untuk 10 kali latihan dilakukan oleh guru pamong dan untuk 2 kali ujian dilakukan oleh guru pamong dan dosen pembimbing.
Berikut ini dapat dilihat model dan Rencana Pengajaran yang digunakan pada waktu penilaian praktek mengajar.

2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ujian Ke- 1
Ujian ke 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2009 yaitu pada pokok bahasan Sistem Periodik Unsur dengan sub pokok bahasan Sifat Sistem Periodik Unsur. Ujian dilaksanakan di kelas XA pada jam pelajaran ke 3 sampai ke 4.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Banjarmasin
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/I
Pokok Bahasan : Sistem Periodik dan Struktur Atom
Subpokok Bahasan : Sifat-Sifat Sistem Periodik dan Sifat Logam, Nonlogam serta Semilogam
Waktu : 2 x 45 menit

B. STANDAR KOMPETENSI
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur.

C. KOMPETENSI DASAR
Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron.

D. INDIKATOR
1. Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
2. Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.


E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
2. Siswa dapat menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari- jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan

F. MATERI POKOK
SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR
Unsur-unsur dalam golongan yang sama memiliki elektron valensi yang sama. Demikian pula unsur-unsur pada periode yang sama, electron valensinya menghuni orbit yang sama. Oleh karena sifat-sifat unsur ada hubungannya dengan konfigurasi elektron maka unsur-unsur dalam golongan yang sama akan memiliki sifat yang mirip dan dalam periode yang sama akan menunjukkan sifat yang khas secara berkala (periodik) dari logam ke nonlogam. Beberapa sifat periodik unsur di antaranya adalah jari-jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi, dan keelektronegatifan.
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom sangat kecil, diduga diameternya sekitar 10-10m. Satuan yang biasa digunakan untuk menyatakan jari-jari atom adalah angstrom(Å). Satu angstrom sama dengan 10-10m.
Jari-jari atom adalah jarak elektron terluar ke inti atom dan menunjukkan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antardua atom yang berikatan sesamanya.
Pada tabel periodik unsur terlihat bahwa dalam satu golongan, jari-jari atom semakin ke atas semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam satu periode, semakin ke kanan jari-jari atom semakin kecil. Hal ini karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.

Contoh :
Diantara unsur-unsur A, B, C, D, dan E berturut-turut dengan nomor atom 9, 12, 15, dan 19, unsur manakah yang mempunyai jari-jari atom paling besar?
Jawab:
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron Periode Golongan
A
B
C
D 9
12
15
19 2 7
2 8 2
2 8 5
2 8 8 1 2
3
3
4 VII
IIA
VA
IA
Yang memiliki jari-jari atom yang panjang adalah yang memiliki jumlah kulit terbanyak atau periode yang lebih besar yaitu D. Sedangkan B dan C memiliki periode yang sama sehingga untuk menentukan jari-jarinya dilihat jumlah proton pada inti atom karena semakin besar proton didalam inti atom maka gaya tarik menarik antara elektron dengan inti atom semakin besar sehingga jari jari atom menjadi kecil. Diantara B dan C yang memiliki jumlah proton yang lebih besar adalah C , jadi B>C. Unsur A memiliki jumlah kulit 2 sehingga unsur A memiliki jari-jari atom terkecil. Urutan jari-jari atom mulai dari yang terbesar adalah D> B > C > A.

2. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan didefinisikan sebagai kecenderungan suatu atom dalam molekul untuk menarik pasangan elektron yang digunakan pada ikatan ke arah atom bersangkutan. Skala keelektronegatifan yang dipakai sampai sekarang adalah yang dikembangkan oleh Pauling sebab lebih lengkap dibandingkan skala keelektronegatifan yang lain. Pauling memberikan skala keelektronegatifan 4 untuk unsur yang memiliki energi ionisasi dan energi afinitas elektron tinggi, yaitu pada unsur florin, sedangkan unsur-unsur lainnya di bawah nilai 4.
Dalam satu golongan, harga keelektronegatifan dari bawah ke atas semakin besar. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan harga keelektronegatifan semakin besar.
Harga keelektronegatifan pemting untuk menentukan bilangan oksidasi (Biloks) unsur dalam suatu senyawa. Jika harga keelektronegatifannya besar, berarti unsur yang bersangkutan cendrung menerima elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cendrung untuk melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif.
Hubungan keelektronegatifan dengan jari-jari atom :
Semakin kecil jari-jari atom, keelektronegatifannya semakin besar.

Contoh :
Diberikan konfigurasi elektron dari tiga unsur sebagai berikut :
X : 2 3
Y : 2 7
Z : 2 8 8 2
Urutkanlah ketiga unsur tersebut menurut kekelektronegatifan yang semakin besar!
Jawab :
Hubungan jari-jari atom dengan keelektronegatifan, semakin kecil jari-jari atom maka semakin besar keelektronegatifannya. Y merupakan unsur yang memiliki jari-jari atom yang sangat kecil dibandingkan dengan X, Z karena memiliki jumlah kulit 2 dan memiliki jumlah proton yang lebih besar dibanding X, sehingga memiliki gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron semakin kuat yang menyebabkan jari-jari atom semakin kecil. Jadi urutannya Y> X> Z.

3. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah nilai minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepas sebuah elektron paling luar (terikat paling lemah) membentuk ion positif. Pelepasan elektron kedua disebut energi ionisasi kedua dan seterusnya.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom :
a. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil.
b. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah.
Ada dua faktor yang mempengaruhi harga energi ionisasi, yaitu :
1. Muatan inti
Semakin besar muatan inti, semakin besar pula tarikan inti terhadap elektron. Akibatnya elektron sukar lepas sehingga energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron besar.
2. Jari-jari atom
Semakin kecil jari-jari atom, jarak antara inti dan elektron semakin pendek. Dengan demikian, tarikan terhadap elektron semakin kuat sehingga energi ionisasinya besar.
Harga energi ionisasi bergantung pada pada bersar gaya tarik inti terhadap kulit elektron terluar yaitu elektron yang akan dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti, semakin bersar energi ionisasi.
Dalam satu golongan, dari atas kebawah, jari-jari atom bertambah besar, sehingga gaya tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin melemah. Oleh karena itu energi ionisasi berkurang.
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin bertambah jumlah elektron terluarnya, sehingga gaya tarik inti bertambah. Oleh karena itu energi ionisasi juga bertambah.

Contoh :
Diantara Na dan Al, mana yang mempunyai energi ionisasi lebih besar?
Jawab : 11Na : 2 8 1
13Al : 2 8 3
Al yang memiliki energi ionisasi lebih besar dibandingkan Na karena jumlah proton pada inti atom lebih besar dibandingkan dengan Na sehingga gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron lebih kuat sehingga untuk melepaskan elektron terluar lebih sulit dan memerlukan energi ionisasi yang besar pula.

4. Afinitas elektron
Afinitas Elektron adalah energi yang dibebaskan oleh suatu atom dalam wujud gas ketika menerima sebuah elektron.
Berbeda dengan energi ionisasi, afinitas elektron dapat berharga positif atau negatif. Jika satu elektron ditambahkan kepada atom yang stabil dan sejumlah energi diserap maka afinitas elektronnya berharga positif. Jika dilepaskan energi, afinitas elektronnya berharga negatif.
Secara umum, nilai afinitas elektron dalam golongan yang sama dari atas ke bawah menurun, sedangkan pada periode yang sama dari kiri ke kanan meningkat. Nilai afinitas elektron umumnya sejalan dengan jari-jari atom. Hubungan afinitas elektron dengan jari-jari atom:
Semakin kecil jari-jari atom afinitas elektronnya semakin besar

Contoh :
Diantara Cl dan P, mana yang mempunyai afinitas elektron lebih besar?
Jawab:
17Cl : 2 8 7
15P : 2 8 5
Yang memiliki Afinitas elektron terbesar adalah Cl karena hubungan antara jari-jari atom dengan afinitas elektron adalah semakin kecil jari-jari atom maka semakin besar juga afinitas elektronnya. Diantara Cl dan P yang memiliki jari-jari atom yang terkecil adalah Cl, jadi yang memiliki afinitas elektron terbesar adalah Cl.

5. Sifat Logam, Nonlogam dan Semilogam
Sifat logam dan nonlogam dipengaruhi oleh elektron valensi. Sifat logam berhubungan dengan kemampuan suatu atom melepas elektron atau menjadi ion positif. Adapaun sifat nonlogam berhubungan dengan kecendrungan suatu atom untuk menerima elektron atau menjadi bermuatan negatif.
Contoh unsur yang bersifat logam dan nonlogam adalah :





Gambar 1 Contoh unsur yang termasuk logam yaitu Natrium (Na)
dan Magnesium (Mg)







Gambar 2 Contoh unsur yang termasuk Nonlogam yaitu Sulfur (S)
dan klor (Cl)

Berikut ini sifat unsur logam dan nonlogam :
a. Sifat Logam
1) Dapat menghantarkan panas dan listrik
2) Mudah dibentuk (ditempa dan diregangkan seperti kawat)
3) Berkilap jika digosok
4) Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar
5) Bersifat reduktor (mengalami oksidasi = melepaskan elektron)
b. Sifat Nonlogam
1) Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik
2) Yang berwujud padat umumnya rapuh (sukar dibentuk)
3) Tidak mengkilap (buram)
4) Ada yang berwujud padat, cair atau gas pada suhu kamar
5) Bersifat oksidator (mengalami reduksi = menyerap elektron)
Dalam sistem periodik, dari bawah ke atas dan dari kiri ke kanan, sifat logam unsur semakin berkurang dan sifat nonlogam semakin bertambah. Pada umumnya, unsur logam terdapat pada golongan IA, IIA dan IIIA, sedangkan unsur nonlogam terletak pada golongan IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Semua unsur transisi (golongan B) merupakan unsur logam. Batas antara logam dan nonlogam tidak jelas sebab ada unsur yang dapat bersifat logam dan nonlogam seperti B, Si, Ge, As, Sb, dan Te. Unsur-unsur itu disebut unsur semilogam atau metaloid. Unsur-unsur yang terletak di sebelah kiri bawah unsur-unsur metaloid merupakan unsur logam, sedangkan unsur-unsur yang terletak di sebelah kanan atas unsur-unsur metaloid merupakan unsur nonlogam. Perhatikan gambar SPU di bawah ini.











G. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE
 MODEL : Pembelajaran langsung
 METODE : - Tanya Jawab
- Ceramah
- Penugasan

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal :
a. Salam pembuka
b. Presensi siswa
c. Berdo’a
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar dapat memotivasi siswa.
e. Memberikan apersesi yaitu dengan cara mengingatkan kembali kepada siswa mengenai konfigurasi elektron dan menentukan golongan serta periode
f. Guru memberitahukan kepada siswa tentang topik yang akan dibahas.

2. Kegiatan Inti :
Fas 2 : mendemonstrasikan pengetahuan
• Guru menjelaskan materi yang dibahas yaitu mengenai sifat-sifat periodik unsur, sifat logam dan nonlogam.
• Menghubungkan setiap penjelasan sifat-sifat periodik unsur, sifat logam dan nonlogam dengan SPU
• Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan contoh soal yang erat hubungannya bagaimana suatu konsep itu digunakan dalam suatu permasalah atau soal.
Fase 3 : membimbing pelatihan
o Guru memberikan soal-soal latihan yang erat hubungannya dengan materi yang telah dibahas.
o Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan.
Fase 4 : mengecek pemahaman dan memberi umpan balik
o Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan yang telah diberikan.
o Guru meminta para siswa untuk maju ke depan kelas menuliskan jawaban dari soal-soal latihan yang telah diberikan.
o Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan tanggapan mengenai jawaban dari temannya.
o Guru memberikan arahan jika ada jawaban yang keliru.
Fase 5 : memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
• Guru memberikan tugas lanjutan kepada setiap siswa.


3. Kegiatan Akhir :
• Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas.
• Guru menutup pelajaran hari ini dan menginformasikan kepada siswa tentang materi berikutnya yang akan dibahas agar siswa dapat mempelajari di rumah.

J. MEDIA PEMBELAJARAN
• Buku Pelajaran
• LKS
• Bahan ajar
• Charta

J. PENILAIAN
1. Kognitif (terlampir)
2. Afektif (terlampir)
3. Psikomotorik (terlampir)

K. DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 untuk Kelas X SMA. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X. Bandung : Grafindo Media Pratama
Tim penyusun. 2003. Kimia untuk Kelas 1. Klaten : PT Intan Pariwara






Banjarmasin, Oktober 2009

Mengetahui,
Guru Pembimbing, Dosen Pembimbing,


Nuur Jannah H., S.Pd. Drs. H. M. Kusasi, M.Pd.
NIP. 19740408 200701 2 009 NIP. 19641025 199103 1 003

Mahasiswa PPL,


Siti Fauziah
NIM. A1C306026


SOAL-SOAL LATIHAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
a. Jari-jari atom
b. Energi ionisasi
c. Afinitas elektron
d. Keelektronegatifan
2. Diketahui potongan sistem periodik unsur sebagai berikut.


IIIA IVA
3 Al Si
4 Ga Ge
Dari keterangan di atas tentukan urutan unsur-unsur yang mempunyai jari-jari atom paling panjang hingga paling pendek!
3. Diketahui unsur-unsur :
19A, 7B, 11C,dan 9D
Buatlah potongan SPU-nya dan tentukan unsur yang mempunyai :
a. Energi ionisasi terkecil
b. Keelektronegatifan terbesar
c. Afinitas elektron dengan urutan terkecil-terbesar
4. Sebutkan golongan unsur yang bersifat logam dan nonlogam serta contohnya, masing-masing satu!

KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN

1. Yang dimaksud dengan :
a. Jari-jari atom adalah jarak elektron terluar ke inti atom dan menunjukkan ukuran suatu atom.
b. Energi ionisasi adalah nilai minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepas sebuah elektron paling luar (terikat paling lemah) membentuk ion positif
c. Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan oleh suatu atom dalam wujud gas ketika menerima sebuah elektron.
d. Keelektronegatifan didefinisikan sebagai kecenderungan suatu atom dalam molekul untuk menarik pasangan elektron yang digunakan pada ikatan ke arah atom bersangkutan
2. Urutan jari-jari atom mulai dari yang terpanjang adalah Ga > Ge > Al > Si.
3. Unsur 19A, 7B, 11C,dan 9D
potongan SPU-nya


IA VA VIIA
2 B D
3 C
4 A
a. A
b. D
c. A < C < B < D
4. Pada umumnya, unsur logam terdapat pada golongan IA, IIA dan IIIA, serta semua unsur transisi (golongan B) sedangkan unsur nonlogam terletak pada golongan IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Contohnya : IA (natrium), IIA (magnesium) dan IIIA (aluminium) serta golongan B (besi); IVA (karbon), VA (nitrogen), VIA (oksigen), VIIA (flour), dan VIIIA (neon).




PEKERJAAN RUMAH (PR)

1. Diketahui unsur 7A, 8B, 15C, 16D. Tentukan urutan unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar hingga terkecil?
2. Unsur K, L, M, N, O mempunyai keelektronegatifan berturut-turut 1,5; 2,5; 0,9; 0,5; 3,0. unsur yang paling mudah menerima elekton adalah...
3. Diketahui unsur-unsur berikut : 4Be, 20Ca, 15P, 5B, 35Br, dan 17Cl.
a. Buatlah potongan SPU-nya!
b. Urutkan jari-jari atom dari yang terkecil hingga yang terbesar!
c. Tentukan afinitas elektron terkecil!
4. Sebutkan sifat logam dan nonlogam, serta apa yang dimaksud dengan metaloid!

KUNCI JAWABAN SOAL PR

1. B > A > D > C
2. O : 3,0
3. a. Potongan SPU


IIA IIIA VA VIIA
2 Be B
3 P Cl
4 Ca Br
b. B < Be < Cl < P < Br < Ca
c. Ca
4. Batas antara logam dan nonlogam tidak jelas sebab ada unsur yang dapat bersifat logam dan nonlogam seperti B, Si, Ge, As, Sb, dan Te yang disebut dengan unsur semilogam atau metaloid.
a. Sifat Logam
1) Dapat menghantarkan panas dan listrik
2) Mudah dibentuk (ditempa dan diregangkan seperti kawat)
3) Berkilap jika digosok
4) Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar
5) Bersifat reduktor (mengalami oksidasi = melepaskan elektron)
b. Sifat Nonlogam
1) Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik
2) Yang berwujud padat umumnya rapuh (sukar dibentuk)
3) Tidak mengkilap (buram)
4) Ada yang berwujud padat, cair atau gas pada suhu kamar
5) Bersifat oksidator (mengalami reduksi = menyerap elektron)



REMEDIAL DAN PENGAYAAN

1. Diketahui potongan sistem periodik unsur sebagai berikut.


VA VIA
4 As Se
5 Sb Te
Dari keterangan di atas tentukan urutan unsur-unsur yang mempunyai jari-jari atom paling panjang hingga paling pendek!
2. Unsur 11A, 18B, 13C, 16D. Tentukan urutan unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar hingga terkecil!
3. Buatlah potongan SPU dari 3Na, 7N, 8O dan 17Cl!

KUNCI JAWABAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

1. Sb < Te < As < Se
2. 18B > 16D > 13C > 11A
3. Potongan SPU-snya


IA VA VIA VIIA
2 7N 8O
5 3Na 17Cl


PENILAIAN AFEKTIF

Nama : .....................................
Kelas : .....................................

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Saya sangat senang membahas materi tentang sifat SPU …... ……
2 Saya yakin pembahasan materi ini bermanfaat bagi semua …… ……
3 Saya dapat memahami penjelasan ……. …….
4 Saya lebih senang mempelajari materi sifat SPU ini dengan metode diskusi ……. …….
5 Saya senang mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru

PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Nama : .......................................
Kelas : ......................................

NO Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5
1. Keaktifan bertanya
2. Ketertiban dan disiplin
3 Perhatian selama proses pembelajaran
4 Hasil kerja diuraikan secara jelas

2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ujian Ke- 2
Ujian ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 November 2009 yaitu pada pokok bahasan Ikatan Kimia dengan sub pokok bahasan Kestabilan unsur, Struktur Lewis, Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, dan Kovalen Koordinasi. Ujian dilaksanakan di kelas XA pada jam pelajaran ke 3-4.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Banjarmasin
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XA/ I
Pokok Bahasan : Ikatan Kimia
Sub Pokok Bahasan : Kestabilan unsur, Struktur Lewis, Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, dan Kovalen Koordinasi
Alokasi waktu : 2 x 45 menit

II. STANDAR KOMPETENSI
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.

III. KOMPETENSI DASAR
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik senyawa yang terbentuk.

IV. INDIKATOR
1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilan.
2. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion beserta contoh senyawa ion.
4. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga.
5. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.

V. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilan dengan cara berikatan dengan unsur lain.
2. Siswa mampu menuliskan konfigurasi duplet dan oktet serta struktur Lewis.
3. Siswa dapat memahami proses terjadinya ikatan ion.
4. Siswa mampu memahami terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga.
5. Siswa dapat menyebutkan contoh senyawa ion dan kovalen.
6. Siswa mampu memahami terbentuknya ikatan kovalen koordinasi.

VI. MATERI
IKATAN KIMIA

A. Kaidah Oktet dan Duplet
Suatu unsur bereaksi dengan unsur lain untuk membentuk senyawa yang lebih stabil. Senyawa terdiri dari dua atau lebih unsur yang berikatan. Ikatan kimia menyatukan atau mengikat unsur-unsur tersebut menjadi satu senyawa.
Dalam ikatan kimia, perlu mengingat beberapa hal, yaitu :
1. Hanya elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia.
2. Semua atom bertujuan untuk menyerupai konfigurasi elektron gas mulia yang stabil.
3. Jumlah maksimum elektron di kulit pertama adalah dua dan jumlah maksimum elektron di kulit kedua adalah delapan. Untuk 20 unsur pertama pada tabel periodik, jumlah elektron maksimum di kulit ketiga adalah delapan.
Ikatan kimia dapat terbentuk bila satu unsur dengan unsur lain :
1. Saling memberi atau menerima elektron.
2. Menggunakan pasangan elektron bersama-sama untuk berikatan membentuk senyawa, misalnya H2, O2, dan HCl.
Jadi, setiap atom memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan atom lain. Untuk memahami proses terbentuknya ikatan kimia, sebelumnya harus memahami konfigurasi elektron gas mulia, atom logam dan nonlogam.

1. Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Gas mulia (golongan VIIIA) mempunyai elektron valensi sebanyak 8 elektron atau 2 elektron (khusus He). Gas mulia merupakan unsur yang inert (sukar bereaksi) dan di alam, berada dalam bentuk atom bebas (monoatomik).
Tabel 1.1 Konfigurasi Elektron Unsur-unsur Gas Mulia
Periode Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron
K L M N O P Elektron valensi/terluar
1
2
3
4
5
6 He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn 2
10
18
36
54
86 2
2 8
2 8 8
2 8 18 8
2 8 18 18 8
2 8 18 32 18 8 2
8
8
8
8
8
Menurut W. Kossel dan G.N. Lewis, suatu atom punya kecenderungan untuk membentuk konfigurasi elektron yang stabil yaitu konfigurasi elektron seperti unsur gas mulia (unsur golongan VIIIA) dan disebut konfigurasi oktet atau kaidah oktet (duplet untuk helium). Dengan demikian dalam pembentukan ikatan, atom-atom akan membentuk konfigurasi gas mulia.
Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan melepas elektron valensinya atau menyerap elektron tambahan. Hal itulah yang terjadi ketika unsur-unsur tersebut membentuk ikatan. Jadi, dapat dikatakan bahwa:
1) Gas mulia bersifat stabil karena konfigurasinya sudah oktet
2) Unsur selain gas mulia membentuk ikatan dalam rangka mencapai konfigurasi oktet.
Atom suatu unsur yang berusaha mencapai kaidah oktet dan duplet dengan cara berikatan dengan atom lain. Ikatan yang terjadi dapat berupa yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion biasanya terbentuk antara unsur logam dan nonlogam, sedangkan ikatan kovalen biasanya terbentuk antarunsur nonlogam.

2. Konfigurasi Elektron dari Atom dengan Kecederungan Melepaskan Elektron
Unsur-unsur golongan IA, IIA, dan IIIA cenderung mengikuti kaidah oktet dengan cara melepaskan elektron atau membentuk ion positif disebut unsur elektropositif dan memiliki energi ionisasi relatif kecil.

3. Konfigurasi Elektron dari Atom dengan Kecenderungan Menerima Elektron
Unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA dan VIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara menerima elektron untuk membentuk ion negatif disebut unsur elektronegatif dan mempunyai afinitas elektron atau keelektronegatifan besar.
Contoh:
Atom Konfigurasi Elektron Atom Jumlah Elektron yang Dilepas/Diterima Bentuk Ion Konfigurasi Oktet Gas Mulia yang Sesuai
3Li
8O 2 1
2 6 1
2 Li+
O2- 2
2 6 He
10Ne

4. Struktur Lewis
Dalam pembentukan ikatan kimia, hanya elektron terluar (elektron valensi) yang terlibat. Ahli kimia asal Amerika Serikat bernama Gilbert Lewis, memperkenalkan struktur elektron valensi berupa titik (dot) dan tanda silang (x) atau disebut Struktur Lewis.
Dalam struktur Lewis, atom pusat harus berada dalam susunan oktet. Contoh senyawa CCl4 :
Cl : 2 8 7 elektron valensi = 7
C : 2 4 elektron valensi = 4
Jumlah elektron valensi CCl4 = 7 (4) + 4 (1) = 32
Atom pusat harus dikelilingi oleh 8 e- sisa elektron = 32 – 8 = 24
24 e- harus dibagi ke 4 atom Cl sisa elektron = 24 : 4 = 6
6 e- dimiliki masing-masing Cl dan mengelilingi atom C
Struktur Lewis atom C, 4 atom Cl, dan CCl4 dapat digambarkan sebagai berikut :


B. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara ion-ion positif dengan ion-ion negatif. Ion positif merupakan atom yang melepas elektron, sedangkan atom yang menerima elektron disebut ion negatif. Ikatan ion terbentuk akibat gaya elektrostatis atau gaya tarik menarik listrik antarion yang berlawanan muatan sebagai akibat serah-terima elektron dari satu atom ke atom lain, misalnya ion Na+ dengan ion Cl- dalam NaCl. Ikatan antara unsur logam (energi ionisasi kecil) dengan nonlogam (elektronegatif besar) cenderung ionik. Ikatan ion juga dikenal dengan nama ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ion. Ikatan ion dapat diilustrasikan seperti pada gambar 1 berikut :




Salah satu contoh senyawa ion adalah Li2O, berikut proses pembentukan Li2O :
Atom Li bernomor atom 3, periode 2, golongan IA,
Konfigurasi elektron : 2 1
Susunan elektron atom Li (2, 1) belum seperti gas mulia sehingga atom Li belum stabil. Dalam usaha mencapai kestabilannya, atom Li akan menyesuaikan susunan elektronnya seperti susunan elektron gas mulia. Untuk itu, atom Li lebih mudah melepaskan satu elektron terluarnya guna membentuk ion Li+ sehingga susunan elektronnya seperti gas mulia.

Atom O bernomor atom 8, periode 2, golongan VIA
Konfigurasi elektron : 2 6
Konfigurasi elektron atom O (2, 6) belum seperti gas mulia sehingga atom O belum stabil. Dalam usaha mencapai kestabilannya, atom O akan menyesuaikan konfigurasi elektronnya seperti gas mulia. Untuk itu, atom O lebih mudah menerima dua elektron membentuk ion O2- sehingga konfigurasi elektronnya seperti gas mulia.
Li (2 1) Li+ (2) + e-
O (2 6) + e- O2- (2 8)
Ion Li+ dan ion O2- kemudian saling tarik menarik sehingga terbentuklah Li2O.
Pembentukan ikatan ion pada Li2O dengan menggunakan lambang Lewis dapat digambarkan sebagai berikut :

Ikatan ion dapat terjadi antara unsur logam pada golongan I dan golongan II dengan unsur nonlogam pada golongan VI dan golongan VII.

Contoh senyawa ion adalah NaCl, berikut proses pembentukan NaCl :
Atom Na bernomor atom 11, periode 3, golongan IA,
Konfigurasi elektron : 2 8 1
Susunan elektron atom Na (2, 8, 1) belum seperti gas mulia sehingga atom Na belum stabil. Dalam usaha mencapai kestabilannya, atom Na akan menyesuaikan susunan elektronnya seperti susunan elektron gas mulia. Untuk itu, atom Na lebih mudah melepaskan satu elektron terluarnya guna membentuk ion Na+ sehingga susunan elektronnya seperti gas mulia.

Atom Cl bernomor atom 17, periode 3, golongan VIIA
Konfigurasi elektron : 2 8 7
Konfigurasi elektron atom Cl (2, 8, 7) belum seperti gas mulia sehingga atom Cl belum stabil. Dalam usaha mencapai kestabilannya, atom Cl akan menyesuaikan konfigurasi elektronnya seperti gas mulia. Untuk itu, atom Cl lebih mudah menerima satu elektron membentuk ion Cl- sehingga konfigurasi elektronnya seperti gas mulia.
Na (2 8 1) Na+ (2 8) + e
Cl (2 8 7) + e Cl- (2 8 8)
Ion Na+ dan ion Cl- kemudian saling tarik menarik sehingga terbentuklah NaCl.
Pembentukan ikatan ion pada NaCl dengan menggunakan lambang Lewis dapat digambarkan sebagai berikut :


Contoh senyawa ikatan ion
1. Golongan alkali dan golongan halogen :
NaF, NaBr, KI, KB, RbI, CsF, LiF
2. Golongan alkali dengan golongan VIA :
Na2O, Na2S, K2O, Rb2S
3. Golongan alakali tanah dengan halogen :
CaBr2, CaF2, MgBr2, SrCl2, BaCl2, MgI2
4. Golongan alkali tanah dengan golongan VIA :
MgO, CaO, CaS, BaO, SrO, MgS

C. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan antar atom dengan cara melibatkan penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama, terjadi antara atom nonlogam dan atom nonlogam. Dalam menuliskan ikatan kovalen menggunakan rumus Lewis, dimana setiap elektron terluar dilambangkan dengan titik atau silang.
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang elektron. Ikatan ini digambarkan satu garis lurus.
Contoh : ikatan H dengan H dalam H2
1H : 1 (elektron valensi 1)

Contoh lain adalah H2O, CCl4, NH3 dan F2

2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang elektron. Digambarkan dengan 2 garis.
Contoh : Ikatan atom O dengan O dalam O2
8O : 2, 6 (elektron valensi 6)

Contoh lain adalah CO2 dan SO2

3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang elektron. Digambarkan dengan 3 garis lurus.
Contoh : Ikatan N dengan N dalam N2
7N : 2, 5 (elektron valensi 5)

Contoh lain adalah CN dan C2H2

D. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi atau ikatan kovalen semipolar adalah ikatan kovalen yang terbentuk dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom/ion/molekul yang memiliki PEB.
Pasangan elektron koordinat digambarkan dengan anak panah kecil yang menuju pada atom yang menerima pasangan elektron.
A : + B → A : B atau A → B
Jadi, satu atom menjadi donor pasangan elektron, sedangkan yang satu lagi menjadi akseptor. Karena pasangan elektron menjadi milik bersama, maka atom yang menjadi donor elektron seolah-olah kehilangan 1 elektron. Oleh karena itu, ikatan kovalen koordinat disebut juga ikatan semi polar.
NH4Cl merupakan satu di antara beberapa senyawa yang memiliki ikatan kovalen koordinasi. Perhatikan pembentukan senyawa NH4Cl berikut.

Pada senyawa ini terdapat tiga jenis ikatan yaitu, tiga ikatan kovalen, satu ikatan kovalen koordinasi, dan satu ikatan ion (antara ion NH4+ dan ion Cl-). Contoh lain ikatan koordinasi terdapat pada SO3 dan H2SO4.

VII. METODOLOGI PENGAJARAN
a. Pendekatan : Kooperatif
b. Model : Multimodel (DI dan TPS)
c. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, kuis, penugasan

VIII. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
A. Pendahuluan (10 menit)
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
1. Membuka pelajaran dengan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Menanyakan kepada siswa tentang pelajaran minggu lalu.
3. Memotivasi siswa dengan memberikan contoh unsur yang berikatan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran.

B. Kegiatan inti (75 menit)
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
1. Menjelaskan materi tentang aturan duplet dan oktet, struktur Lewis, proses pembentukan ikatan ion, kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga beserta contoh senyawanya, sifat-sifat senyawa ion dan kovalen, proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan kepolaran senyawa kovalen.
Fase 3 : Membimbing pelatihan
2. Memberikan latihan melalui diskusi dengan teman sebangku.
3. Membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan latihan.
4. Mempresentasikan hasil diskusi
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik
6. Mengecek pemahaman siswa dengan memberikan latihan.

C. Penutup (5 menit)
1. Menyuruh siswa untuk menyimpulkan pelajaran hari ini.
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
2. Memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.
3. Mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

IX. MEDIA PEMBELAJARAN
Papan tulis, Laptop, LCD, Power Point, Buku acuan

X. PENILAIAN
a) Penilaian Kognitif : Tes tertulis (terlampir)
b) Penilaian Afektif : (terlampir)
c) Penilaian Psikomotor : (terlampir)

XI. DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2000. Kimia 2000 untuk SMU Kelas 1. Erlangga, Jakarta.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1 untuk Kelas X SMA. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X. Bandung : Grafindo Media Pratama

Banjarmasin, November 2009

Mengetahui,
Guru Pembimbing, Dosen Pembimbing,


Nuur Jannah H., S.Pd. Drs. H. M. Kusasi, M.Pd.
NIP. 19740408 200701 2 009 NIP. 19641025 199103 1 003

Mahasiswa PPL,


Siti Fauziah
NIM. A1C306026

LAMPIRAN
SOAL LATIHAN

Diskusikan dengan teman sebangkumu!
Kelas : ………
Nama : 1. …………………………………………
2. …………………………………………

Pertanyaan :
1. Ikatan kimia antar unsur-unsur dapat terjadi dikarenakan setiap unsur mempunyai ...
a. Lintasan elektron yang berjumlah sama
b. Netron dalam inti atom
c. Jumlah proton dan elektronnya dalam inti sama
d. Jumlah massa atom
e. Kecenderungan memiliki konfigurasi elektron gas mulia

2. Dari pasangan-pasangan senyawa di bawah ini, yang mempunyai ikatan kovalen pada kedua senyawanya adalah …
a. NH3-KCl
b. CO2-BaCl2
c. H2O-CCl4
d. NaCl-KBr
e. HF-LiCl

3. Pada molekul N2 (nomor atom N = 7) jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama adalah …
a. Satu d. Empat
b. Dua e. Lima
c. Tiga

4. Unsur X mempunyai konfigurasi 2, 8, 8, 2. Sedangkan unsur Y 2, 8, 18, 7. Kalau kedua unsur membentuk senyawa rumusnya adalah ….
a. XY2 d. X2Y5
b. X2Y e. X2Y7
c. X2Y3

5. Pada gambar di bawah ini nomor berapa yang menunjukkan adanya ikatan kovalen koordinasi …

a. 1 d. 4
b. 2 e. 2 dan 4
c. 3

KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN

1. E
2. C
3. C
4. A
5. C
Penilaian
Nomor soal Nilai
1
2
3
4
5 20
20
20
20
20
Total nilai 100




TES TERTULIS
Nama : ……………………….. Kelas : ……..
1. Senyawa di bawah ini yang mempunyai ikatan ion adalah …
a. CH4
b. HBrc. KH d. NH3
e. H2O
2. Senyawa berikut yang tidak mempunyai ikatan kovalen tunggal adalah…
a. O2
b. Cl2c. H2 d. Br2e. F2
3. Senyawa berikut yang mempunyai ikatan rangkap dua adalah…
a. N2
b. Cl2c. I2 d. H2e. O2
4. Senyawa berikut yang mempunyai ikatan rangkap tiga adalah…
a. N2
b. O2c. H2 d. Br2e. F2
5. Struktur Lewis senyawa yang dihasilkan dari boron triklorida dan amonia digambarkan sebagai berikut :
Cl H
Cl B N H
Cl H

Ikatan kovalen koordinat pada struktur tersebut ditunjukkan oleh …
(Na = 5B, 17Cl, 1H, 7N)
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5


KUNCI JAWABAN TES TERTULIS

1. c. KH
2. a. O2
3. e. O2
4. a. N2
5. c. 3

Penilaian
Nomor soal Nilai
1
2
3
4
5 20
20
20
20
20
Total nilai 100

PEKERJAAN RUMAH

1. Gambarkan struktur lewis dari 16S!
2. Jelaskan proses pembentukan ikatan ion dari unsur 19K dengan 8O!
3. Tuliskan proses pembentukan ikatan kovalen untuk S2!

KUNCI JAWABAN PEKERJAAN RUMAH

1. 16S : 2 8 6 (elektron valensinya 6)

2. 19K dengan 8O
Atom K bernomor atom 19
Konfigurasi elektron : 2 8 8 1
Untuk mencapai kestabilan atom K melepaskan satu elektron membentuk ion positif
K (2 8 8 1) K+ (2 8 8) + e-
Atom O bernomor atom 8
Konfigurasi elektron : 2 6
Untuk mencapai kestabilan atom O menangkap dua elektron membentuk ion negatif
O (2 6) + 2e- O2- (2 8)
Ion K+ dan ion O2- kemudian saling tarik menarik sehingga terbentuklah K2O.
Pembentukan ikatan ion pada K2O dengan menggunakan lambang Lewis dapat digambarkan sebagai berikut :

3. Proses pembentukan ikatan kovalen untuk :
a. S2
Atom S bernomor atom 16
Konfigurasi elektron : 2 8 6
Untuk mencapai kestabilan dua buah atom S saling menyumbangkan kedua elektronnya untuk dipakai bersama sehingga terbentuklah molekul S2 yang memiliki struktru Lewis sebagai berikut:


Penilaian
Nomor soal Nilai
1
2
3 30
35
35
Total nilai 100

REMEDIAL DAN PENGAYAAN

1. Tuliskan rumus senyawa yang terbentuk antara unsur X (2 8 18 2) dan Y (2 8 7)!
2. Sebutkan contoh-contoh senyawa yang mempunyai ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga!
3. Apa perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen?

KUNCI JAWABAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

1. XY2
2. Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen tunggal : H2, H2O, CCl4, NH3 dan F2
Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen rangkap dua : O2, CO2 dan SO2
Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen rangkap tiga : N2, CN dan C2H2
3. Senyawa ion terbentuk antara unsur logam dan nonlogam serta terbentuk karena adanya serah terima elektron sedangkan senyawa kovalen terbentuk antar unsur nonlogam dan terbentuk karena terjadinya pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan.

Penilaian
Nomor soal Nilai
1
2
3 25
35
40
Total nilai 100

PENILAIAN AFEKTIF

Nama : .....................................
Kelas : .....................................

No Aspek yang dinilai SS S R TS STS
1 Saya tertarik ketika guru mengatakan akan membahas materi tentang ikatan kimia
2 Ikatan kimia adalah materi yang menyenangkan
3 Mempelajari ikatan kimia dengan teman sebangku membantu memahaminya sehingga menyenangkan
4 Saya senang ketika saya mempersentasikan hasil kerja
5 Mengerjakan soal tentang ikatan kimia menjadi tantangan yang menyenangkan.

Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Nama : .......................................
Kelas : .......................................

NO Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5
1. Keaktifan bertanya
2. Ketertiban dan disiplin
3 Perhatian selama proses pembelajaran
4 Hasil kerja diuraikan secara jelas
Jumlah
Jumlah Total
Rata-rata

Keterangan :
1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = sangat baik


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PPL II

3.1 Pelaksanaan Kegiatan Praktik Mengajar
3.1.1 Pelaksanaan Praktik Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang komplek, oleh karenanya bagi calon guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar harus melakukan berbagai macam persiapan. Dalam praktik mengajar ini, mahasiswa calon guru dituntut untuk dapat melaksanakan tugasnya secara optimal, agar apa yang telah disampaikan kepada siswa dapat diterima dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang calon guru dalam praktek mengajar adalah meminta materi, kelas, hari dan tanggal pelaksanaan praktik serta strategi untuk menghadapi siswa kepada guru pamong dan selanjutnya membuat menjadi rencana pembelajaran. Pembuatan rencana pembelajaran hendaknya mengacu pada silabus dan buku paket serta beberapa buku penunjang agar materi yang akan disampaikan lebih mengena pada tujuan yang ingin dicapai.
Setelah tahap persiapan matang, kemudian bahan atau materi yang dibuat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru pamong sebelum digunakan atau dipraktikkan didepan kelas. Adapun tujuan dari konsultasi ini adalah untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didik, setelah selesai dikonsultasikan kemudian rencana pengajaran tersebut diperbaiki dan disesuaikan dengan hasil konsultasi. Bila rencana pembelajaran tersebut telah disetujui dan ditandatangani oleh guru pamong, barulah mahasiswa calon guru melaksanakan praktik mengajar di depan kelas dengan pengawasan dari guru pamong.
Praktik mengajar dilakukan selama 12 kali yang terdiri atas sepuluh kali latihan mengajar dan dua kali ujian sebagai middle test dan final test. Pelaksanaan kegiatan praktik mengajar dimulai pada tanggal 13 Agustus 2009, yaitu pada hari ketiga setelah dimulainya PPL 2 karena pada minggu ini, kegiatan belajar mengajar sudah dimulai. Praktik mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa calon guru dilaksanakan baik di kelas X, XI maupun kelas XII. Secara lebih rinci, praktik mengajar dilakukan lima kali di kelas X, tiga kali di kelas XI dan empat kali di kelas XII.
Pada pelaksanaan ujian praktik, baik middle test maupun final test, selain mengadakan persiapan seperti di atas, mahasiswa calon guru juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing baik tentang rencana pembelajaran maupun tentang strategi yang digunakan dalam pelaksanaan praktik mengajar. Bila rencana pembelajaran yang dibuat mahasiswa calon guru telah disetujui dan ditandatangani oleh baik dosen pamong maupun guru pamong, maka barulah mahasiswa calon guru dapat melaksanakan ujian praktik mengajar di depan kelas dengan pengawasan dari guru pamong dan dosen pamong. Ujian praktik mengajar middle test telah dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2009, sedangkan ujian praktik final test dilaksanakan pada tanggal 5 November 2009.
Dari proses ini diharapkan mahasiswa akan lebih siap dan terampil terutama dalam hal penguasaan materi dan pemilihan metode pembelajaran. Apalagi terkait dengan kurikulum yang diberlakukan yakni kurikulum berbasis kompetensi sangat memerlukan keterampilan dan kejelian guru dalam menentukan metode pembelajaran yang dilakukan agar siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan guru bertindak sebagai motivator, fasilitator dan inspirator.
Dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan baik selama latihan atau ujian, mahasiswa calon guru berusaha menggunakan berbagai alat bantu atau media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Guru dalam memberi materi pelajaran kepada siswa dapat dibantu dengan alat bantu mengajar, seperti charta. Hal ini untuk memudahkan dalam menjelaskan konsep-konsep yang dianggap penting dan juga agar bahan yang diajarkan tepat sesuai dengan waktu yang diinginkan. Sementara itu, guru pamong terus memonitor pelaksanaan praktik mengajar yang dilakukan, mulai dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran sehingga dapat terlihat kelebihan yang harus kita pertahankan dan kekurangan yang harus kita perbaiki dalam kegiatan mengajar selanjutnya.
Pelaksanaan praktik mengajar dari calon guru dapat dilihat sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat diselesaikan dan juga untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi pelajaran dapat diserap oleh siswa maka sebelum pelajaran berakhir siswa diberi pertanyaan atau post test yang mencakup tujuan pembelajaran khusus yang tersusun pada rencana pengajaran.
Dalam melaksanakan kegiatan ini, mahasiswa pendidikan kimia dipercaya memegang seluruh kelas mulai dari kelas X hingga kelas XII secara bergantian dengan guru pamong masing – masing. Guru yang memegang mata pelajaran kimia yakni ada 3 orang antara lain Ibu Nur Jannah Hayati, S.Pd sebagai guru pamong kelas X, Bapak Aliansyah, S.Pd selaku guru pamong kelas XI, dan Ibu Dra. Hj. Noor Jennah yang merupakan guru pamong kelas XII.

3.1.2 Saran dari Guru Pamong
Selama kegiatan praktik pengalaman lapangan (PPL) ada beberapa masukan yang diberikan oleh guru pamong, terutama dalam beberapa kali latihan praktik pertama. Selama mahasiswa PPL latihan mengajar didepan kelas, guru pamong terus mengamati dan setelah usai kegiatan belajar mengajar, guru pamong memberikan saran – saran apa saja kelemahan atau kekurangan dari mahasiswa PPL. Saran-saran yang diberikan oleh guru pamong baik terhadap perangkat rencana pengajaran yang dibuat maupun berkenaan dengan praktik mengajar yang di lakukan di depan kelas dengan pengawasan langsung dari guru pamong.
Saran yang diberikan oleh guru pamong berkenaan dengan rencana pengajaran diantaranya yaitu agar mahasiswa lebih memperhatikan perumusan tujuan pembelajaran, batasan materi pembelajaran yang akan diajarkan dengan pertimbangan waktu pelaksanaan mengajar dan menambah perangkat penilaian kognitif.
Saran yang diberikan guru pamong berkenaan dengan praktik pengajaran di depan kelas diantaranya yaitu agar mahasiswa calon guru hendaknya membuka pelajaran dengan hal – hal yang menarik namun masih berkaitan dengan materi. Hal lainnya yaitu mengenai proses interaksi guru dan siswa dimana diharapkan pertanyaan guru tidak memancing jawaban koor dari siswa, tidak langsung menjawab pertanyaan dari siswa tetapi melemparkannya dulu terhadap siswa yang lain, memberi balikan, mimik dan intonasi suara lebih diperhatikan dan juga agar penguasaan kelas dapat lebih ditingkatkan lagi.

3.1.3 Saran dari Dosen Pembimbing
Masukan/saran yang diberikan oleh dosen pamong berkaitan dengan strategi pengajaran terhadap siswa yang agak lambat dalam memahami pelajaran. Selain itu juga mengharapkan agar mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan mengajar dikelas secara maksimal dengan mengggunakan berbagai metode yang bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan.



3.1.4 Hambatan yang Dialami
Selama melaksanakan kegiatan praktik pengalaman lapangan (PPL) di SMU Negeri 4 Banjarmasin, tidak ada hambatan yang cukup berarti. Pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan cukup baik, karena selain para siswa memiliki kesadaran yang cukup untuk belajar, juga karena adanya dukungan penuh dari guru pamong terhadap mahasiswa calon guru. Hal itu juga, karena terjalinnya hubungan kerja sama yang baik antara guru pamong, dosen pembimbing, para siswa dan mahasiswa lain yang praktek mengajar di sekolah latihan.
3.2 Pelaksanaan Kegiatan Non Mengajar
Selain kegiatan praktik mengajar, yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa PPL II adalah kegiatan non – mengajar yang memberikan latihan kepada mahasiswa PPL II sebagai seorang calon guru untuk dapat melaksanakan kegiatan selain mengajar sebagai tugas utama. Kegiatan non – mengajar yang diadakan disekolah latihan meliputi :
3.2.1 Megerjakan Administrasi Sekolah/Kelas/Bidang Studi
Dalam praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) ini, selain melaksanakan tugas mengajar, mahasiswa juga mengerjakan tugas administrasi sekolah. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk memenuhi tugas administrasi antara lain membuat satuan pelajaran, rencana pembelajaran selama kegiatan praktik mengajar, menata dan menyusun alat – alat laboratorium serta membantu administrasi laboratorium kimia / biologi terutama melakukan pendataan inventaris alat yang ada dilaboratorium, membuat soal ulangan harian untuk kelas XII, mengawas piket harian tiap hari Senin, memeriksa jawaban siswa dan merekap nilai untuk kelas X dan XII, serta membantu persiapan ulangan tengah semester.

3.2.2 Melaksanakan Kegiatan BP dan Bimbingan Belajar
Tidak semua siswa selalu lancar dalam belajar, masih ada siswa yang mengalami kesulitan diantaranya oleh beberapa faktor yaitu kurang motivasi untuk belajar, persoalan pribadi, perkembangan remaja yang cenderung menentang orang lain untuk menujukkan pendapatnya dan ingin mendapatkan perlakuan dari berbagai pihak akan keberadaan dirinya.
Tahap awal kegiatan ini adalah dengan mendiagnosa atau memperhatikan sikap siswa pada saat mengikuti test dalam pelajaran. Siswa bermasalah dapat teridentifikasi dari sikapnya di dalam kelas sewaktu belajar dan hasil test yang diperolehnya. Cara pendekatan dilakukan secara bertahap dan kontinu, siswa harus didekati dengan cara yang halus sambil mengorek keterangan dari siswa mengenai masalah yang dihadapinya. Jika sudah didapati masalah sebenarnya baru diberi arahan dan alternatif pemecahan masalah.
Sedangkan bimbingan belajar dilakukan mahasiswa calon guru selama pembelajaran berlangsung, dimana jika ada siswa yang tidak memahami pelajaran maka mahasiswa calon guru segera memberikan penjelasan pada siswa yang bersangkutan. Selain itu, mahasiswa calon guru juga ikut serta membantu dalam program remedial yang diadakan oleh SMA Negeri 4 Banjarmasin terhadap siswa-siswa yang menunjukkan hasil kurang memuaskan dalam ulangan hariannya.

3.2.3 Ikut Melaksanakan Kegiatan KO/Ekstra Kurikuler.
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan juga diawasi dan dibimbing oleh guru atau seseorang yang telah dipercayakan kepadanya diluar jam sekolah misalnya pada sore hari atau hari libur.
Pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa melakukan pemantauan dilapangan diantaranya latihan basket, Paskibra, PMR, volly dan seni teatrikal Mamanda, kampanye OSIS, kegiatan pada peringatan 17 Agustus seperti lomba baca puisi, lomba pidato, lomba busana daerah dan berbagai atraksi dari Paskibra SMUN 4 Banjarmasin. Selain itu, juga ada kegiatan keagamaan yaitu pada pagi hari Jum’at diadakan ceramah agama yang mengundang penceramah dari luar serta senam pagi secara bergantian tiap minggunya.
Selain kegiatan Ekstra kurikuler, mahasiswa calon guru juga melaksanakan kegiatan kokurikuler seperti memeriksa dan menilai hasil ulangan harian siswa.
3.3 Analisis Pelaksanaan PPL II
3.3.1 Pelaksanaan Praktik Mengajar
Pada PPL II ini mahasiswa calon guru dapat lebih banyak mengenal dunia pendidikan sebenarnya yang nantinya akan menjadi sebuah lingkungan yang akan selalu mengelilinginya serta dapat merasakan secara langsung kegiatan apa saja yang dilaksanakan di sebuah sekolah dan lingkungannya dan juga proses belajar mengajar di dalam kelas pada khususnya. Pelaksanaan praktik mengajar 12 kali selama PPL II berjalan dengan lancar hal ini dilihat dari kesiapan mahasiswa dalam mempersiapkan pengajaran, proses kegiatan belajar mengajar dan hasil evaluasi pembelajaran. Kegiatan praktik dilaksanakan masing-masing satu kali di kelas X E, dua kali di kelas X C, dua kali di kelas X D, tiga kali di kelas XI A3, empat kali di kelas XII A1.
Pelaksanaan PPL II secara umum berjalan baik dan lancar. Hal diatas tak lepas dari dukungan dan bantuan dari guru pamong, kepala sekolah, siswa serta guru dan staff tata usaha. Kegiatan ini akan memberikan pengalaman bagi mahasiswa PPL II dalam terjun langsung mengajar dan membimbing siswa, selain itu mahasiswa akan lebih kreatif dalam mengatasi kesulitan – kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Situasi kelas yang dihadapi selama latihan mengajar pada umumnya cukup mendukung dalam proses belajar – mengajar, dan sebagian besar siswa turut berperan aktif sehingga turut mempelancar proses belajar – mengajar.
Dalam pelaksanaan kegiatan PPL II, mahasiswa akan lebih mengenal dunia pendidikan sebenarnya, yang nantinya akan digeluti. Mahasiswa PPL II dapat merasakan kegiatan apa saja yang diadakan disekolah dan lingkungannya serta kegiatan belajar – mengajar dikelas. Mahasiswa PPL II mendapat banyak pengalaman, misalnya bagaimana berdiri didepan kelas dan menjadi pusat perhatian siswa. Dimana kita berperan sebagai tenaga pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan yang akan diperoleh selama ini kepada siswa yang ada dihadapan kita. Untuk melakukan hal tersebut kita harus mengerti suasana hati siswa dan mencari metode atau pendekatan yang sesuai untuk diterapkan pada peserta didik agar ilmu yang kita sampaikan diserap secara maksimal. Kita juga dapat belajar menyesuaikan pendekatan atau metode yang efektif yang diperoleh selama di perkuliahan dengan situasi dan kondisi dikelas dan materi yang akan kita sampaikan. Selain itu kita dapat mengoreksi kekurangan – kekurangan kita dalam mengajar sehingga kita dapat mencarikan solusi untuk memperbaikinya.

a. Situasi Kelas dan Siswa
Dalam pelaksanaan praktik mengajar selama PPL II di SMU Negeri 4 Banjarmasin, situasi kelas yang dihadapi oleh mahasiswa calon guru cukup baik, demikian juga dengan siswa-siswa yang dihadapi cukup berdisiplin dan menghormati sekaligus akrab dengan para mahasiswa calon guru. Tetapi ada juga kelas yang memerlukan pengelolaan khusus karena suka ribut dan kurang tertib. Ada beberapa hal yang mungkin menunjang terciptanya situasi yang harmonis antara guru dan siswa. Pertama, siswa sendiri pada umumnya memiliki kesadaran yang tinggi untuk belajar, walaupun masih ada siswa yang kurang punya kesadaran untuk belajar, namun secara keseluruhan tidak terlalu mengganggu. Kedua adalah karena adanya dukungan penuh dari guru pamong terhadap mahasiswa calon guru, sehingga mahasiswa calon guru benar-benar punya wewenang seperti halnya seorang guru sebenarnya, mahasiswa calon guru diperbolehkan untuk menghukum siswa yang melanggar peraturan sekolah.

b. Dosen Pembimbing dan Guru Pamong
Selama praktik mengajar di sekolah, mahasiswa calon guru banyak mendapat arahan dari guru pamong dan dosen pembimbing. Selain itu pada saat ujian praktik mengajar berlangsung peran serta kehadiran guru pamong dan dosen pembimbing sangatlah diharapkan, hal ini disebabkan karena dosen pembimbing dan guru pamong telah memberikan pengarahan dalam hal merencanakan dan mempersiapkan materi / bahan-bahan untuk mengajar, juga memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna tercapainya kesempurnaan dalam hal proses belajar mengajar kepada mahasiswa calon guru.

3.3.2 Analisis Tentang Pelaksanaan Praktik Non Mengajar
Di samping kegiatan mengajar, seseorang guru juga mempunyai tugas lain yaitu tugas non mengajar yang dilaksanakan untuk menunjang seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah, seperti melengkapi data absensi siswa, mengoreksi latihan-latihan dan pekerjaan rumah siswa.
Kegitan tersebut dapat dilakukan dengan baik atas bantuan guru pamong dan juga lainyya, selain itu juga melaksanaan kegiatan bimbingan belajar untuk membantu siswa yang bermasalah. Untuk melengkapi tugas non mengajar dilakukan kegiatan ekstra kurikuler yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa maupun guru-guru di lingkungan sekolah. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah keterampilan akademik yang diperolehnya dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan kurikuler yang sesuai dengan minat seorang siswa akan menunjang sekali terhadap prestasinya di sekolah, selain itu dapat juga menambah wawasannya terhadap dunia dan menimbulkan ajang kompetensi antara sekolah yang otomatis dapat memacu kerja siswa untuk menunjukkan kepada yang lain bahwa sekolahnya juga dapat berprestasi atau tidak kalah dengan sekolah yang lainnya.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan PPL II di SMU Negeri 4 Banjarmasin secara umum berlangsung baik dan lancar, meskipun ada beberapa hal yang ternyata berbeda faktanya dengan apa yang sudah diterima pada saat perkuliahan . Dari hasil kegiatan PPL II yang telah dilaksanakan selama 4 bulan sejak tanggal 10 Agustus sampai tanggal 5 Desember 2009, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL II) merupakan latihan praktek mengajar dalam rangka persiapan calon guru untuk terjun di masyarakat sebagai tenaga pendidik.
2. Dengan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) ini, sangat terasa manfaatnya bagi mahasiswa calon guru karena mahasiswa calon guru dapat merasakan secara nyata bagaimana situasi sebenarnya di sekolah melalui kegiatan latihan mengajar, membuat persiapan tertulis sebelum mengajar, mengelola kelas, mengadakan penilaian dan latihan tugas kependidikan lain.
3. Kegiatan praktik mengajar di sekolah dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan adanya kerjasama yang baik antara kepala sekolah, guru-guru, karyawan sekolah dan rekan-rekan mahasiwa lainnya.
4. Keberhasilan mengajar ditentukan oleh kesiapan fisik maupun kesiapan mental guru yang mengajar dan keaktifan siswa dalam belajar.
5. Kegiatan lain di luar mengajar merupakan pengalaman berarti calon guru sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat maupun nantinya sebagai guru.
6. Dengan adanya berbagai pengalaman praktik selama masa PPL, mahasiswa dapat memahami kegiatan / peranan guru, sehingga mahasiswa sebagai calon guru dapat mempersiapkan dirinya dengan baik lagi sebelum benar – benar bertugas sebagai guru nantinya.
7. Peranan dosen pembimbing dan guru pamong sangatlah besar dalam memberikan arahan dan bimbingan serta kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan dalam mengajar nantinya.
8. Mahasiswa calon guru menyadari bahwa sebagai seorang calon guru masih banyak memiliki kekurangan yang harus dicari pemecahannya sehingga dapat betul-betul menjadi guru yang profesional nantinya.
4.2 Saran-saran
Setelah melaksanakan PPL II di SMU Negeri 4 Banjarmasin, saran-saran yang dapat disampaikan :
1. Bagi mahasiswa agar memiliki kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai calon pendidik yang melaksanakan kegiatan praktek pengalaman lapangan.
2. Bagi mahasiswa FKIP yang akan mengambil mata kuliah PPL II untuk tidak terlalu banyak mengambil mata kuliah lain sebab kegiatan PPL II ini membutuhkan tenaga, waktu dan pikiran yang cukup banyak. Selain itu agar tugas ataupun beban PPL II di sekolah tidak terabaikan karena jadwal kuliah yang padat.
3. Adanya komunikasi yang baik antara mahasiswa PPL dengan sekolah tempat PPL sehingga dapat menjalin hubungan dan mempererat kekeluargaan.