Senin, 08 Juni 2009

PERCOBAAN IX

Judul : Penentuan Adanya Vitamin B1 dan Vitamin C
Tujuan : Membuktikan adanya vitamin B1 dan vitamin C secara kualitatif
Hari/Tanggal : Rabu / 6 Mei 2009
Tempat : Laboratorium FKIP Kimia Unlam Banjarmasin

I. DASAR TEORI
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Tanpa vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.
Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
Berikut ini penjelasan singkat tentang beberapa vitamin yang larut dalam air:
A. Vitamin B1
Vitamin B terdiri dari 8 macam, yaitu B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), dan B12 (kobalamin). Vitamin-vitamin tersebut kita butuhkan untuk meningkatkan fungsi mental, membuat kita tetap bersemangat, meningkatkan keseimbangan tubuh, dan membantu mempertahankan kesehatan kulit dan otot.
Vitamin B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat (TPP).
Struktur molekul vitamin B1 :





Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet.
Menurut Darwin Karyadi dan Muhilal dalam bukunya Kecukupan Gizi yang Dianjurkan, kelompok vitamin B sebagaimana vitamin C, termasuk dalam vitamin yang larut dalam air. Karena itu, jika dikonsumsi berlebihan, tidak membahayakan kesehatan karena sebagian besar langsung dikeluarkan melalui air kemih. Namun bila sampai kekurangan, bisa beragam akibatnya, mulai dari cepat lelah, kurang nafsu makan, menurunnya kemampuan kerja, hingga anemia terutama pada ibu hamil.

B. Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi (asam askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar.
Struktur molekul vitamin C :





Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Sumber vitamin C ada dalam jeruk, tomat, kentang, kubis, cabe hijau, apel, nenas, belimbing, mangga, cabe rawit, jambu biji, pisang ambon. Akibat dari kekurangan vitamin ini adalah scurvy (perdarahan, gigi rontok, peradangan gusi). Kebutuhan harian dewasa: 60 miligram.
Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat lebih terkenal perannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Siapa sangka vitamin C ternyata juga berperan penting dalam fungsi otak, karena otak banyak mengandung vitamin C. Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan, murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.
Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan luka ringan.

II. ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat yang digunakan :
a) Tabung reaksi 6 buah
b) Plat tetes 2 buah
c) Rak tabung reaksi 1 buah
d) Pipet tetes 2 buah
e) Gelas kimia 50 mL 3 buah
f) Thermolyn 1 buah
g) Gelas ukur 10 mL 2 buah
h) Batang pengaduk 1 buah

2.2 Bahan yang digunakan :
a) Larutan thiamin 1 %
b) Larutan KI 5 %
c) Larutan Bismuth nitrat, Bi(NO3)3
d) Larutan Pb-asetat 10%
e) Larutan NaOH 6 N
f) Pereaksi Benedict
g) Larutan NaHCO3 5 %
h) Larutan FeCl3 1 %
i) Kertas indikator
j) Pisang ambon
k) Buah belimbing
l) Buah apel
m) Buah nenas
n) Buah jeruk
o) Buah jambu air
p) Cabe rawit
q) Buah mangga

III. PROSEDUR KERJA
3.1 Vitamin B1
A. Larutan vitamin B1
1. Memasukkan 10 tetes larutan thiamin 1 % ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 tetes larutan Pb-asetat 10 % dan 1 ml NaOH 6 N.
3. Mencampur dengan baik, kemudian memperhatikan timbulnya warna kuning yang terjadi.
4. Selanjutnya, memanaskan, sehingga akan timbul endapan warna cokelat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif.

B. Larutan Sampel
1. Memasukkan 10 tetes larutan thiamin 1 % ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 tetes larutan Bismuth nitrat. Mencampur dengan baik.
3. Kemudian menambahkan pula 2 tetes larutan KI 5 %.
4. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi timbulnya endapan warna merah jingga berarti vitamin B1 positif.

3.2 Vitamin C
A. Larutan vitamin C
1. Memasukkan 5 tetes larutan asam askorbat 1 %* ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 15 tetes pereaksi benedict.
3. Memanaskan di atas penangas air sampai mendidih selama 2 menit.
4. Menambahkan larutan Pb-asetat 10 % dan 1 ml NaOH 6 N.
5. Memperhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif.

B. Larutan Sampel
1. Memasukkan 10 tetes larutan asam askorbat 1 %* ke dalam tabung reaksi.
2. Kemudian menetralkan larutan (pH = 8) menggunakan NaHCO3 5 %.
3. Menambahkan 2 tetes larutan FeCl3.
4. Mengamati warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C positif.
* Larutan asam askorbat 1 % yaitu larutan dari buah pisang ambon, belimbing, apel, nenas, jeruk, jambu air, cabe rawit, dan mangga.

IV. HASIL PENGAMATAN
Vitamin B1
No Variable yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.
3.

B.
1.

2. Larutan vitamin B1
10 tetes larutan thiamin 1% + 10 tetes Pb-asetat 10 %
Campuran + 1 mL NaOH 6 N
Memanaskan campuran

Larutan sampel
10 tetes larutan thiamin 1% + 10 tetes larutan bismut nitrat
Campuran + 2 tetes larutan KI 5%
- larutan berwarna putih keruh

- keruh keabu-abuan
- larutan kehitaman, terdapat sedikit endapan hitam

- larutan berwarna putih keruh (++)

- larutan putih bening, terdapat endapan kuning dibawahnya


Vitamin C
1. Pisang Ambon
No. Variabel yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.
3.


4.
B.
1
Larutan vitamin C
5 tetes ekstrak pisang
+ 15 tetes pereaksi benedict
Memanaskan 5 menit
+ 10 tetes Pb asetat 10%


+ 1 mL NaOH 6 N
Larutan sampel
10 tetes larutan pisang
+ 2 tetes NaHCO3 5%
+ 2 tetes FeCl3
- larutan keruh,
- larutan biru
- larutan kuning kehijauan
- terbentuk 2 lapisan, atas larutan biru dan bawah gumpalan kuning
- larutan dan endapan kuning

- Larutan keruh
- pH larutan = 8
- terbentuk titik- titik berwarna ungu

2. Buah Belimbing
No. Variabel yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.
3.

4.
B.
1
Larutan vitamin C
5 tetes ekstrak belimbing
+ 15 tetes pereaksi benedict
Memanaskan
+ 10 tetes Pb asetat 10%

+ 1 mL NaOH 6 N
Larutan sampel
10 tetes sari buah belimbing
Menetralkan dengan NaHCO3 5%
+ 2 tetes FeCl3
- kuning agak kehijauan
- larutan berwarna biru
- terbentuk warna jingga, merah bata
- larutan putih susu endapan merah bata.
- larutan jingga endapan merah bata
- Larutan kuning agak kehijauan
- jingga bening, pH = 8

- hitam keunguan

3. Buah Apel
No. Variabel yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.
3.


4.
B.
1
Larutan vitamin C
5 tetes larutan apel
+ 15 tetes pereaksi benedict
Memanaskan sampai mendidih
+ 10 tetes Pb asetat 10%


+ 1 mL NaOH 6 N
Larutan sampel
10 tetes sari buah apel
Menetralkan larutan dengan NaHCO3 5%
+ 2 tetes FeCl3
- larutan berwarna merah bata

- larutan merah bata
- larutan merah bata, ada endapan di dasar
- larutan orange, endapan merah bata.

- Larutan kuning cerah
- pH = 8, larutan kuning kemerahan

- larutan merah kecoklatan

4. Buah Nenas
No. Variabel yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.
3.

4.


B.
1
Larutan vitamin C
5 tetes ekstrak nenas
+ 15 tetes pereaksi benedict
Memanaskan 2 menit
+ 10 tetes Pb asetat 10%

+ 1 mL NaOH 6 N


Larutan sampel
10 tetes sari buah nenas + NaHCO3 5% + 2 tetes FeCl3
- larutan bening
- larutan berwarna hijau
- larutan hijau
- terbentuk 2 lapisan, atas busa (putih) dan bawah hijau
- terbentuk 2 lapisan, bawah bening, atas hijau. Kemudian menjadi hijau kekuningan

- Larutan kuning

5. Buah Jeruk
No. Variabel yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.
3.
4.

B.
1
2 Larutan vitamin C
5 tetes air jeruk + 15 tetes pereaksi benedict
Memanaskan 2 menit
+ 10 tetes Pb asetat 10%
+ 1 mL NaOH 6 M

Larutan sampel
10 tetes air jeruk
Menetralkan dengan NaHCO3 5%
+ 2 tetes FeCl3
- larutan berwarna hijau

- larutan hijau muda keruh
- larutan bewarna hijau muda susu
- Larutan berwarna hijau sampai merah bata, endapan jingga

- larutan kuning cerah
- pH = 8, larutan kuning cerah

- larutan kuning kecoklatan

6. Buah Jambu Air
No. Variabel yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.

3.

B.
1
Larutan vitamin C
5 tetes ekstrak jambu air + 15 tetes pereaksi benedict
Memanaskan 2 menit

Menambahkan 10 tetes Pb asetat 10% + 1 mL NaOH
Larutan sampel
10 tetes sari buah mangga + NaHCO3 5%
+ 2 tetes FeCl3
- larutan berwarna biru

- Terbentuk endapan, larutan berwarna orange
- larutan berwarna orange, terdapat endapan orange tua

- larutan pH = 8, berwarna keruh

- Larutan berwarna ungu tua



7. Cabe Rawit
No. Variabel yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.
3.

B.
1
Larutan vitamin C
5 tetes ekstrak cabe rawit + 15 tetes pereaksi benedict
Memanaskan 2 menit
Menambahkan 10 tetes Pb asetat 10% + 1 mL NaOH
Larutan sampel
10 tetes ekstrak cabe rawit + NaHCO3 5%
+ 2 tetes FeCl3
- larutan berwarna hijau keruh

- larutan biru bening
- terbentuk endapan merah bata


- larutan berwarna merah, netral

- Larutan merah bata

8. Buah Mangga
No. Variabel yang diamati Hasil pengamatan
A.
1.

2.
3.


4.
B.
1
2 Larutan vitamin C
5 tetes sari buah mangga
+ 15 tetes pereaksi benedict
Memanaskan sampai mendidih
+ 10 tetes Pb asetat 10%


+ 1 mL NaOH 6 N
Larutan sampel
10 tetes sari buah mangga + NaHCO3 5% (melakukan penetral pH sampai 8)
+ 2 tetes FeCl3
- larutan berwarna kuning kehijauan
- larutan berwarna biru
- larutan merah bata (kental)
- larutan menjadi jingga keputihan (dua lapisan) endapan jingga di bawah, larutan putih di atas
- endapan merah bata

- berwarna agak kecoklatan

- terbentuk larutan merah keunguan agak sedikit hitam



V. ANALISIS DATA
A. Vitamin B1
Pada percobaan ini dilakukan penentuan vitamin B1 dengan dua cara. Pertama larutan thiamin 1% direaksikan dengan Pb asetat 10% dan NaOH 6 N lalu memanaskannya. Uji positif mengandung vitamin B1 ditandai dengan terbentuknyan endapan coklat-hitam.
Dari percobaan yang dilakukan, menghasilkan larutan kehitaman dan terdapat endapan hitam walaupun sedikit. Jadi dapat dinyatakan bahwa larutan mengandung vitamin B1 (uji positif).
Dalam hal ini thiamin dapat rusak dalam suasana netral atau alkalis. Karena itulah ditambahkan NaOH untuk membuat larutan dalam suasana basa. Disamping itu, thiamin terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan dalam hal ini karena itulah ditambahkan Pb asetat untuk mengoksidasi thiamin dan ion Pb2+ akan tereduksi menjadi Pb+ yang akhirnya akan mengendap sebagai endapan berwarna hitam, PbO2. Kemudian campuran tersebut dipanaskan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi ini.
Sedangkan untuk perlakuan kedua, larutan thiamin 1% ditambahkan dengan bismuth nitrat dan KI 5%, dimana uji positif ditandai dengan munculnya endapan berwarna merah jingga.
Pada percobaan ini, thiamin yang terkandung dalam larutan akan bereaksi dengan iod dari kalium iodida membentuk thiamin iodida dengan reaksi :

+ I-

Setelah semua thiamin habis bereaksi dengan iod, lalu sisa iod akan bereaksi dengan ion bismuth(III) dari Bi(NO3)3 membentuk endapan bismuth(III) iodida yang jingga dengan persamaan reaksi :
Bi3+ + 3I- BiI3 (endapan jingga)
Namun ketika percobaan tidak terbentuk endapan merah jingga, hanya berupa endapan kuning, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pereaksi KI sehingga kemungkinan seluruh I- bereaksi dengan vitamin B1 dan membentuk endapan kuning sehingga tidak sempat bereaksi dengan ion Bi3+ untuk membentuk endapan jingga.
Jadi larutan thiamin bereaksi dengan berbagai pereaksi yang ditambahkan ketika percobaan. Hal ini dikarenakan struktur thiamin yang terdiri atas pirimidin dan tiazol dimana vitamin B1 memiliki gugus aktif yang berupa gugus tiazolnya. Berikut ini gambar struktur dari thiamin :





B. Vitamin C
Pada penentuan ini dilakukan dua macam prosedur untuk menentukan adanya kandungan vitamin C dalam buah-buahan. Adapun sampel yang digunakan adalah sari buah pisang, belimbing, apel, nenas, jeruk, jambu air, cabe rawit dan mangga. Berikut gambar sampel buah yang digunakan dalam percobaan:














Pada prosedur pertama larutan sampel direaksikan dengan reagen benedict lalu ditambahkan Pb asetat 10% dan NaOH 6 N dimana uji positif menunjukkan terdapatnya vitamin C ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna hijau kekuningan sampai merah bata.
Dari percobaan yang dilakukan, seluruh sampel menunjukkan hasil yang positif mengandung vitamin C dengan membentuk endapan baik yang berwarna hijau kekuningan sampai merah bata.
Jadi, apabila suatu sampel buah direaksikan dengan benedict dan menghasilkan endapan hijau kekuningan-merah bata menunjukkan didalam buah tersebut terkandung vitamin C karena vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi Benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah, kuning atau hijau kekuningan.
Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Vitamin C merupakan nama lain dari asam askorbat, dan bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat. Vitamin C atau asam L-askorbat adalah lakton, yaitu ester dalam asam hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang menjadikan senyawa pereduksi yang kuat.
Perbedaan warna endapan yang terbentuk menunjukkan perbedaan jumlah vitamin C yang terkandung didalam sampel. Adapun reaksi yang terjadi adalah :







Reakai oksidasi ini dipercepat apabila dalam suasana alkalis terutama apabila dipanaskan. Jadi, pemanasan campuran dan penambahan NaOH 6 N berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi oksidasi vitamin C. Sedangkan penambahan Pb asetat 10% juga berfungsi sebagai pengoksidasi vitamin C (asam askorbat) menjadi asam dehidroaskorbat.
Pada prosedur kedua, larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 hingga berpH 8, lalu direaksikan dengan FeCl3 dan penanda uji positif mengandung vitamin C dengan terbentuknya larutan berwarna merah-ungu.
Terbentuknya larutan berwarna ini karena terjadinya reduksi ion besi(III) dari FeCl3 menjadi ion besi(II) oleh asam askorbat yang bersifat reduktor kuat dengan membentuk asam dehidroaskorbat dalam suasana basa. Jadi, penambahan NaHCO3 hingga larutan menjadi berpH 8 (basa) karena reaksi reduksi ion Fe3+ akan semakin nampak dalam suasana basa atau netral. Adapun reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :


+ 2Fe3+ 2Fe2+ + 2H+




Dari percobaan, sampel pisang, belimbing, apel, jambu air, cabe rawit, dan mangga menghasilkan larutan merah-ungu, sedangkan untuk sampel nenas dan jeruk membentuk larutan berwarna kuning hingga kuning kecoklatan. Padahal berdasarkan literatur tiap sampel tersebut memiliki kandungan vitamin C dengan jumlah pada tiap buah tersebut adalah ; 4,35 mg/100 g pisang ambon; 25,8 mg/100 g belimbing; 5,7 mg/100 g apel; 22,0 mg/100g nanas; 70 mg/biji jeruk; 5 mg/100 g jambu air; 60 mg/100 g cabe rawit dan 65,43 mg/g daging buah mangga. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena perbedaan jumlah kandungan vitamin C pada tiap sampel buah tersebut dimana kandungan vitamin C tertinggi pada buah mangga dan yang terendah pada pisang ambon. Karena kandungan vitamin C yang berbeda-beda dalam sampel sehingga asam askorbat mereduksi ion besi(III) yang terdapat didalam larutan menjadi ion besi(II) secara berbeda-beda akibatnya terbentuk larutan dengan warna yang berbeda-beda pula.

VI. KESIMPULAN
1. Uji penentuan vitamin B1 dapat dilakukan dengan cara mereaksikannya dengan larutan Pb asetat 10% dan NaOH 6 N dan terbentuknya endapan coklat-hitam sebagai penanda hasil positif.
2. Penentuan thiamin dengan menambahkan bismuth nitrat dan KI akan menunjukkan hasil yang positif bila terbentuk endapan merah jingga.
3. Uji vitamin C dalam dilakukan dengan dua macam prosedur yaitu dengan penambahan pereaksi benedict, Pb asetat 10% dan NaOH 6 N dimana bila terbentuk endapan hijau kekuningan sampai merah bata maka menunjukkan hasil yang positif. Sedang cara kedua, penetralan dengan menambahkan NaHCO3 dan direaksikan dengan FeCl3 sehingga akan terbentuk larutan merah-ungu sebagai penanda positif mengandung asam askorbat.
4. Dari percobaan, larutan thiamin 1% yang digunakan sebagai sampel untuk menentukan vitamin B1 menunjukkan hasil yang positif. Sedangkan untuk uji vitamin C dari sampel yang digunakan yaitu buah pisang ambon, belimbing, apel, nenas, jeruk, jambu air, cabe rawit dan mangga menunjukkan hasil yang positif mengandung vitamin C.

VII. DAFTAR PUSTAKA
-. 2008. Belimbing. (http://id.wikipedia.org/wiki/Belimbing). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
-. 2008. Jambu Air. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jambu Air). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
-. 2008. Jeruk. (http://id.wikipedia.org/wiki/jeruk). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
-. 2008. Nenas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nenas). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
-. 2008. Pisang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
-. 2009. Apel. (http://id.wikipedia.org/wiki/Apel). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
-. 2009. Mangga. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mangga). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
Anwar, Chairil, Bambang Purnowo, Harno Dwi Pranowo dan Tutik Dwi Wahyuningsih. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud, Jakarta.
Herlina Marta, Asri Widyasanti dan Tati Sukarti. 2007. Pengaruh Penggunaan Jenis Gula dan Konsentrasi Saribuah terhadap Beberapa Karakteristik Sirup Jeruk Keprok Garut (Citrus nobilis Lour). (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/pengaruh_penggunaan_jenis_gula_dan_konsentrasi_saribuah_all.pdf). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Salim, Agus. 2009. Penggunaan Bahan Kimia. (http://asalprolink.blogspot.com/2009/01/biokimia.html). Diakses tanggal 12 Mei 2009.
Tim penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. FKIP UNLAM, Banjarmasin.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Diterjemahkan oleh L. Setiono dan A. Hadyana Pudjaatmaka. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

2 komentar:

  1. Kak bisa tampilin reaksi kimianya nggk kak

    BalasHapus
  2. Jd inti nya larutan yg di hasil kan dr vitamin c bubuk powder itu apa...? Kuning kah atau bening...? Mohon jwbn nya.

    BalasHapus